![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhjZKoQCu8O2BslxO6KRWlJOJeP34MxMm5sRcKHr2cFXXWWThKMcQ-BoqfilQgWaEoEUYF9I8O56FIOV4mWLX08qc34zpv9FrGxBYyqMm7MjzP2jYMkZXcUCQ7Zc18yVzQJhuATAj1Xe06T/s200/cendrawasih+raggiana.bmp)
Cendrawasih elok adalah sejenis burung khas daerah Papua, Indonesia. Spesies ini ditemukan di daerah ketinggian pegunungan Jayawijaya pada ketinggian 2.700 sampai 4.000 meter. Spesies ini mirip gagak dengan gelambir mata kuning mencolok dan bercak oker terang di sayap yang mencolok ketika terbang serta bersuara terus-menerus (deskripsi suara: dua nada penghubung jeet jeet diulang cepat; juga peer diulang).
Spesies ini biasanya berpasangan, mudah ditemukan berdasarkan suara
Cendrawasih Kuning-kecil atau dalam nama ilmiahnya Paradisaea minor adalah sejenis burung pengicau berukuran sedang, dengan panjang sekitar 32cm, dari genus Paradisaea. Burung ini berwarna kuning dan coklat, berparuh abu-abu kebiruan dan mempunyai iris mata berwarna kuning. Burung jantan dewasa memiliki bulu di sekitar leher berwarna hijau zamrud mengkilap, pada bagian sisi perut terdapat bulu-bulu hiasan yang panjang berwarna dasar kuning dan putih pada bagian luarnya. Di ekornya terdapat dua buah tali ekor berwarna hitam. Burung betina berukuran lebih kecil dari burung jantan, memiliki kepala berwarna coklat tua, dada berwarna putih dan tanpa dihiasi bulu-bulu hiasan.
Cendrawasih Kuning Kecil
Cendrawasih Kuning-kecil adalah poligami spesies. Burung jantan memikat pasangan dengan ritual tarian yang memamerkan bulu-bulu hiasannya. Setelah kopulasi, burung jantan meninggalkan betina dan mulai mencari pasangan yang lain. Burung betina menetaskan dan mengasuh anak burung sendiri. Pakan burung Cendrawasih Kuning-kecil terdiri dari buah-buahan dan aneka serangga.
Cendrawasih Raggiana
Cendrawasih Raggiana atau dalam nama ilmiahnya Paradisaea raggiana ad
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgbhb9YFMVSlHiZyhcDdpDRrwkwjZpaAIXV-VPRjFuhTd09Lgcq61imveXgQNmA3khcB80wxPTSiUZ3w3MSYePy1q2QatSvi-kXb83Y2Iu4gaIXt6yEUqqeAJ43ys9uIxbvQ9JiF2_14dC8/s200/cendrawasih.jpg)
Burung jantan dewasa memiliki bulu-bulu hiasan beraneka warna merah, jingga dan warna campuran antara merah-jingga pada bagian sisi perutnya, tenggorokan berwarna hijau zamrud gelap, bulu bagian dada berwarna coklat tua dan diekornya terdapat dua buah tali yang panjang berwarna hitam. Burung betina berukuran lebih kecil dari burung jantan, dengan muka berwarna coklat dan tidak punya bulu-bulu hiasan.
Daerah sebaran Cendrawasih Raggiana terdapat di hutan hujan tropis, hutan dataran rendah, perbukitan dan pegunungan pulau Irian bagian selatan, dari
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg37JSEhGREO0R6HKSpb3KQjdp0hHCK0bvcIuK6Gi_mtPTyjzRZ_UYCjjQ2yeK4zbj0iAZZ6khCA8jtbkwpTTdJsczGFSFr7bqq7qFJJiequf614bXn9yYQxlmgYZ3mTWyuL9Lts1xqkUgV/s200/cendrawasih1.jpg)
Cendrawasih Raggiana adalah poligami spesies. Burung jantan memikat pasangan dengan ritual tarian yang memamerkan bulu-bulu hiasannya. Setelah kopulasi, burung jantan meninggalkan betina dan mulai mencari pasangan yang lain. Burung betina biasanya menetaskan dua butir telur berwarna merah muda dan mengasuh anak burung sendiri. Pakan burung Cendrawasih Raggiana terdiri dari buah-buahan dan aneka serangga.
Cendrawasih Merah
Cendrawasih Merah atau dalam nama ilmiahnya Paradisaea rubra adalah sejenis burung pengicau berukuran sedang, dengan panjang sekitar 33cm, dari m
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjv7tNG0YW2ahF6y7vGJUer3Sq4TB8MeWEnn5IJ4Xos4QYtExlC0mWi050H180t6xKzUGLBtoA-6aIMggvChLwIc54k87gl4vpphn8MzEEvo-t1OA1aJUZAVWIi-quScy7iR-lK3jdGr5_q/s200/cendrawasih+merah.jpg)
Endemik Indonesia, Cendrawasih Merah hanya ditemukan di hutan dataran rendah pada pulau Waigeo dan Batanta di kabupaten Raja Ampat, provinsi Irian Jaya Barat.
Cendrawasih Merah adalah poligami spesies. Burung jantan memikat pasangan dengan ritual tarian yang memamerkan bulu-bulu hiasannya. Setelah kopulasi, burung jantan meninggalkan betina dan mulai mencari pasangan yang lain. Burung betina
Berdasarkan dari hilangnya habitat hutan yang terus berlanjut, serta populasi dan daerah dimana burung burung Cendrawasih ini ditemukan sangat terbatas, Cendrawasih Merah dievaluasikan sebagai beresiko hampir terancam di dalam IUCN Red List. Burung ini didaftarkan dalam CITES Appendix II.
http://poedjiblog.blogspot.com/2007_12_17_archive.html
0 comments:
Post a Comment